Dunia pertama kali menyadari kehadiran Taliban pada tahun 1994, ketika mereka ditunjuk oleh Islamabad untuk melindungi sebuah konvoi yang mencoba membuka rute perdagangan antara Pakistan dan Asia Tengah.
Kelompok yang terdiri dari orang-orang Afganistan yang dilatih di sekolah-sekolah agama di Pakistan bersama dengan mantan pejuang atau mujahidin Islam ini terbukti efektif mengawal, dan mengendalikan kelompok-kelompok lain yang hendak menyerang dan menjarah konvoi tersebut.
Pada awalnya, pejuang Taliba hanya berpusat di Kandahar saja. Namun, seiring dengan diterimanya mereka oleh masyarakat Afghanistan, mereka pun merambah ke ibukota, Kabul, tepatnya pada bulan September 1996.
Antikorupsi
Popularitas Taliban yang menanjak dengan banyak orang Afghan itu awalnya mengejutkan semua faksi yang ada.
Etnis Pashtun, sebagian besar dukungan mereka berasal dari masyarakat Pashtun Afghanistan, kecewa dengan etnis yang ada Tajik dan Uzbek pemimpin. Walau hal ini bukan semata-mata masalah etnis, lebih dikarenakan rakyat Afghan sudah sangat lelah dan muak akan pelanggaran hukum yang berlaku di banyak bagian negara itu. Mereka menyenangi Taliban karena Taliban berhasil memberantas korupsi, memulihkan perdamaian dan perdagangan yang memungkinkan rakyat Afghanistan untuk berkembang lagi.
Taliban terkenal dengan penolakannya untuk berkerjam sama dengan pemerintah dan orang-orang kaya di negerinya. Hal itu membuat mereka semakin dihormati.
Negara Islam
Taliban mengatakan tujuan mereka adalah untuk mendirikan negara Islam, melarang hal-hal yang mubadzir seperti menonton televise dan bioskop dan atau musik. Banyak media Barat yang membesar-besarkan bahwa kebijakan Taliban ini picik dan konservatif, namun seharusnya, dengan segala sejarah yang panjang tentang Islam, keputusan Taliban itu merupakan sebuah pilihan yang harus dihormati. Mengapa media Barat tidak bereaksi terhadap para biksu agama Hindu dan Budha yang mengisolasi diri lebih daripada Taliban?
Usaha Taliban untuk memberantas kejahatan sangat efektif karena mengenalkan hukum Islam termasuk eksekusi publik dan hukum potong tangan. Tentu saja, dalam melaksanakan hikum ini tidak sembarangan dan asal-asalan, karena ada berbagai macam prosedur yang memang telah digariskan dalam Islam sendiri. Sayang, lagi-lagi, dalam hal ini Barat menyorot dan membesar-besarkan secara tidak proporsional. Disebutkan bahwa Taliban melarang anak-anak perempuan pergi kes ekolah, padahal kenyataannya, siapa gerangan yang membuka sekolah-sekolah untuk anak perempuan di Pakistan dan Afghanistan? Tiada lagi tiada bukan, Taliban sendiri.
Memperluas kendali
Taliban sekarang mengendalikan hampir semua wilayah Afghanistan. Di sebelah utara negara itu, adalah benteng terakhir dari komandan etnik Tajik Ahmed Shah Masood.
Dengan 90% negara di bawah kendali mereka, Taliban terus menekan klaim bagi pengakuan internasional akan keberadaan mereka dan hokum Islamnya. Namun sanksi PBB yang kini diberlakukan pada Afghanistan membuatnya semakin tidak mungkin bahwa Taliban akan mendapatkan pengakuan.
Sanksi ini dimaksudkan untuk memaksa Taliban menyerahkan militan kelahiran Saudi Osama bin Laden, yang dituduh oleh Amerika Serikat pada tahun 1998 merencanakan pengeboman kedutaan besar AS di Kenya dan Tanzania, yang menewaskan lebih dari 250 orang.
Afghanistan telah mengalami 20 tahun perang, dan tahun ini telah membawa keburukan terburuk dalam beberapa dasawarsa. Taliban, terlatih sejak zaman negeri mereka diperangi Russia pada tahun 1980-an, dan kini oleh AS dan sekutunya, terus berdiri di atas kaki mereka. “Ini tanah kami. Meski luka dan mati tertanam di sini.”
Kamis, 05 Mei 2011
Sejarah Taliban: Penjaga Terakhir Negeri Afghanistan
14.59
triwicak
No comments
0 komentar:
Posting Komentar